Jumat, 01 Juli 2016

Cara Menanam Jagung Dengan Cara Tanpa Olah tanah

Cara Menanam Jagung Dengan Cara Tanpa Olah Tanah - Ada banyak macam cara menanam jagung, salah satunya dengan menerapkan cara tanpa olah tanah (TOT). Pengertian tanpa olah tanah di sini ialah cara penanaman tanpa perlakuan persiapan lahan seperti pembalikan & penggemburan tanah terlebih dahulu, cuma diperlukan lubang untuk membenamkan benih ke dalam tanah.

Cara Menanam Jagung Dengan Cara Tanpa Olah tanah
Hamparan Jagung
Di negara maju, penanaman tanpa olah tanah biasanya memakai alat planter. Sedang di Indonesia biasanya cukup dengan menggunakan tugal. Tugal dibutuhkan guna melubangi permukaan tanah tempat benih ditanam.

Perlu diketahui, cara menanam jagung tanpa olah tanah ini tak bisa diterapkan di semua jenis lahan. Hanya lahan yang mempunyai tingkat kegemburan tertentu yang cocok untuk cara ini. Tanah yang keras tak bisa menerapkan metode tanpa olah tanah.

Biasanya, metode tanpa olah tanah cocok diterapkan di lahan sawah dan bekas tanaman padi yang sudah selesai di panen. Dapat diterapkan di sawah tadah hujan / sawah beririgasi teknis yang ingin menerapkan rotasi tanaman. Jerami bekas tanaman padi sangatlah berguna sebagai mulsa untuk tanaman jagung.

Kelebihan & kekurangan cara TOT


Cara menanam jagung dengan cara tanpa olah tanah mempunyai kelebihan & kekurang. Berikut ini kelebihan penerapan cara tanpa olah tanah:

  • Menyingkat waktu budidaya karena petani tak perlu melakukan pengolahan tanah terlebih dahulu.
  • Menghemat ongkos tenaga kerja
  • Menghindari kerusakan tanah, lantaran tanah yang terlalu sering dibalik & digemburkan akan mengalami pengerasan dalam jangka panjang. Selain itu tanah yang dibajak / digemburkan akan terbuka, sehingga ada potensi hilangnya mineral tanah.
  • Mengurangi erosi lapisan hara tanah di bagian atas karena proses pengolahan

Sementara itu kekurangan metode tanpa olah tanah antara lain:

  • Ada kemungkinan tanah sudah ditumbuhi gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
  • Karena tanah tak dibuka ada kemungkinan sisa-sisa hama yang masih berkembang biak di atas lahan, dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman berikutnya.

Persiapan Lahan Untuk Menanam Jagung


a. Penyiapan mulsa jerami

Langkah persiapan yang dibutuhkan adalah pembersihan lahan. Bersihkan jerami sisa panen padi dari lahan dengan cara merajang / mencacahnya. Lalu taburkan secara merata di atas permukaan lahan. Jerami ini berfungsi sebagai mulsa penutup tanah.


b. Penyiapan drainase

Siapkanlah drainase di lahan yang akan digunakan. Drainase dibuat berbentuk garis lurus dengan jarak antar ruas sekitar 2 meter. Tujuan pembuatan drainase ini untuk membuang kelebihan air, karena tak ada pengolahan tanah, seperti peninggian bedeng tanam. Jangan sampai lahan terendam air.

c. Pembersihan gulma

Gulma menjadi faktor yang lumayan mengganggu dalam metode tanpa olah lahan. Jika lahan yang kita gunakan ditumbuhi gulma sebaiknya terapkan pembersihan gulma menggunakan herbisida. Apabila gulmanya lumayan banyak, gunakan herbisida sistemik yang dapat membasmi gulma sampai ke akarnya. Silahkan gunakan merk herbisida yang sesuai dengan kebutuhan kamu (kami tak menyebutkan merk) dan gunakan sesuai dengan takaran yang dianjurkan.

Setelah 3 hari kontrol kembali lahan, apakah masih ada gulma / tidak. Jika masih ada gulma lakukan lagi penyemprotan. Seminggu setelah penyemprotan herbisida, lahan sudah siap untuk ditanami.

d. Pemupukan & pengapuran

Jika bekas lahan yang digunakan kurang subur, dapat ditambahkan penambahan pupuk organik. Boleh pupuk kompos / pupuk kandang. Pupuk ditaburkan dalam bentul larik, sesuai dengan baris lubang tanam. Dosis pada pupuk organik untuk tanaman jagung sekitar 1,5-2 ton per hektar. Jika perlu dapat lakukan pengapuran, cara menebarkan kapur sama dengan pupuk dalam bentuk larikan. Dosis pengapuran sekitar 300 sampai 400 kg per hektar.

Tahapan Penanaman Jagung


a. Penyiapan benih

Gunakan benih unggul yang mempunyai tingkat keberhasilan tumbuh lebih dari 95%. Penyiapan benih sebaiknya mengikuti anjuran produsen benih itu. Untuk benih jagung yang bukan dari pabrikan, benih dapat disiapkan terlebih dahulu dengan cara merendam terlebih dahulu dengan insektisida. Gunannya supaya benih terlindung dari serangan penyakit. Untuk benih yang diproduksi pabrik biasanya sudah dicampur dengan insektisida, penampakan benih biasanya berwarna merah, sehingga tak perlu perendaman dengan insektisida.

b. Pengaturan jarak tanam

Jarak tanam untuk tanaman jagung di dalam satu baris sekitar 20 cm, sedang jarak antar baris 70 sampai 75 cm. Jika bedengan yang dibuat selebar 2 meter, akan ada setidaknya 3 baris tanaman jagung dalam satu bedeng.

c. Penanaman

Penanaman benih dapat dilakukan maksimal seminggu setelah pemberian pupuk organik & pengapuran. Lubang tanam dibuat dengan tugal / mesin planter. Kedalaman lubang tanam sekitar 3 sampai 5 cm. Masukkan 2 benih jagung ke dalam satu lubang tanam. Lalu tutup dengan dengan tanah, jangat dipadatkan.
Siapkan juga untuk tempat penyemaian benih secara terpisah, gunanya untuk menyulam tanaman jagung yang gagal tumbuh. Supaya tanaman hasil sulaman mempunyai umur yang sama dengan tanaman yang sudah ditanam di lahan.

Periksa pertumbuhan benih setelah seminggu. Lalu sulam benih yang gagal tumbuh dengan bibit yang sudah disemaikan di tempat terpisah. Usahakan penyulaman dilakukan dengan tanaman yang seumur.

d. Pemberian pupuk tambahan

Pemupukan tambahan dilakukan sebanyak 2 sampai 3 kali dalam satu masa tanam tergantung dari tingkat kesuburan tanah serta jenis benih yang digunakan. Jagung hibrida biasanya membutuhkan pemupukan yang lebih banyak dibandingkan jagung biasa.
Jenis pupuk yang dibutuhkan tanaman jagung mesti memenuhi unsur N, P dan K. Unsur N dapat didapatkan dari urea, unsur P dari SP-36 dan unsur K dari KCl. Takaran pupuk untuk budidaya jagung berdasar anjuran Balitbangtan per hektarnya ialah 350 kg Urea + 200 kg SP-36 + 100 kg KCl.

Jika kesulitan mendapatkan KCL, unusr K bisa diperoleh dari pupuk NPK. Dengan takaran sebagai berikut , 400 kg NPK 15:15:15 + 270 kg urea + 80 kg SP-36 untuk tiap hektarnya. Untuk frekuensi pemukan 2 kali, berikan pada 10 dan 35 hari setelah tanam (hst). Untuk frekuensi pemupukan 3 kali berikan pada umur 7-10 hst, 28-30 hst & 40-45 hst.

Pengairan


Pengairan yang paling mudah digunakan untuk penanaman jagung di lahan sawah ialah dengan sistem penggenangan. Bagian yang digenangi air cuma bagian parit drainase saja bukan keseluruh lahan. Caranya alirkan air ke saluran drainase yang sudah dibuat. Biarkan air meresap di tanah bedengan. Setelah tanah tampak basah, keluarkan kembali air dari saluran drainase.

Ada 5 fase pertumbuhan tanaman jagung yang membutuhkan pengairan, yaitu fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan vegetatif, fase pembungaan, fase pengisian biji & fase pematangan.

Panen Jagung dan Pasca Panen Jagung

Cara Menanam Jagung Dengan Cara Tanpa Olah tanah
Jagung yang sudah dipetik saat panen
Tanaman jagung dapat dipanen sekitar 100 HST, tergantung dari jenis benih yang digunakan. Secara fisik jagung yang siap panen terlihat dari daun klobotnya yang sudah mengering, berwarna kekuningan. Panen yang dilakukan sebelum / setelah masa fisiologinya akan berakibat pada komposisi kimia jagung yang menentukan kualitasnya.

Setelah panen, jagung mesti dikeringkan terlebih dahulu. Cara pengeringan yang paling umum ialah dengan menjemurnya di ladang bersama-sama dengan klobotnya. Atau dapat juga dikupas kelobotnya kemudian jagung dijemur di lantai / di atas terpal.
Kerusakan masih dapat terjadi ketika proses pengeringan terutama jika panen dilakukan di musim hujan. Jagung yang masih basah sangat rentan dengan serangan jamur / cendawan. Jamur dapat merusak hasil panen sampai lebih dari 50%.