Tampilkan postingan dengan label Budidaya Sayuran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Sayuran. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 September 2016

Budidaya Selada Keriting Organik

Selada Keriting Organik - Ada dua kelompok besar budidaya selada (Lactuca Sativa) yang berkembang di tanah air. Pertama, selada daun bentuk korp-nya bulat lepas, daunnya hijau mengembang. Ke-2, selada korp (heading lettuce) bentuk korp-nya bulat / lonjong dan korp-nya padat.

Dari 2 jenis di atas yang paling banyak dibudidayakan adalah tipe selada daun, bentuk daunnya bergelombang cenderung berkerut-kerut / populer dengan nama selada keriting. Selada keriting toleran ditanam di daerah tropis & panas sekalipun. Jenis selada keriting bahkan mampu tumbuh dengan subur di dataran rendah serta panas seperti Jakarta.

Budidaya Selada Keriting Organik
Selada Keriting Organik
Pada dasarnya, suhu optimal untuk budidaya selada kriting berkisar antara 15-25°C dengan ketinggian 900 meter sampai 1.200 meter dari permukaan laut. Jenis tanah yang disukai selada kriting ialah lempung berdebu, lempung berpasir serta tanah yang masih mengandung humus. Walaupun demikian, selada keriting masih toleran terhadap tanah yang miskin hara asalkan diberikan pengairan & pupuk organik yang memadai.

Pemilihan benih & penyemaian

Budidaya Selada Keriting Organik

Selada diperbanyak diri dengan biji. Biji / benih selada didapat dengan menumbuhkan tanaman selada sampai berbunga & berbuah. Setelah tua baru diambil bijinya. Apabila benih dibeli dari toko, varietas yang populer sekarang antara lain penn great lakes, imperial & new york. Kebutuhan benih selada per satu hektar lahan ialah 250 gram. Untuk mendapat hasil optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di hamparan lahan yang luas.

Ada beragam jenis media penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya dalam polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak / di atas bedengan. Pada kesempatan kali ini yang akan kami bagikan adalah media tanam di atas bedengan.

Siapkan bedengan dengan lebar satu meter & tinggi sekitar 15 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan harus ditempat terbuka & jauh dari gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang, tanah serta arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang digunakan juga harus sudah betul-betul matang untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme yang tak diharapkan. Kegunaan pupuk kandang untuk memperkaya unsur hara & nutrisi. Arang sekam diperlukan untuk menggemburkan tanah supaya pencabutan bibit tak merusak akar tanaman. Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian / dolomit secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada ialah pH 5 sampai 6,8.

Siram media penyemaian dengan air guna memberikan kelembaban pada benih yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang karena dapat membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata di atas bedengan. Padat penebaran benih ialah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai. Apabila penyemaian dilakukan di musim kemarau, ada baiknya berikan mulsa berupa rumput, jerami / daun kering diatasnya. Hal ini berguna untuk mengurangi penguapan akibat terik matahari.

Buatlah naungan di atas bedengan tersebut. Gunanya, di musim hujan untuk melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara langsung. Di musim kemarau, untuk menaungi bibit dari sengatan matahari langsugn yang terlalu terik. Tutupkan bedengan dapat menggunakan paranet, karung plastik / plastik bening. Upayakan membuat tutupan yang dapat ditutup buka, sehingga pada pagi & sore hari tutup dapat dibuka agar memperoleh penyinaran maksimal. Dan, pada siang hari bisa ditutup untuk melindungi dari sengatan matahari.

Perawatan pada tahap penyemaian ini ialah penyiraman rutin, penyiangan gulma serta pengawasan hama & penyakit. Dalam budidaya selada keriting organik tak diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apa bila ada hama dapat diusir dengan menutup penyemaian, apabila terserang penyakit dapat diberikan pupuk kandang tambahan & penyemprotan pestisida nabati jika diperlukan. Bibit selada keriting dapat dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai / berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar.

Pengolahan tanah & penanaman bibit


Pengolahan lahan guna budidaya selada keriting tergantung dari jenis, struktur serta tekstur tanahnya. Apabila tanah yang akan digunakan sangat keras, lakukan penggarpuan terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan penggemburan dengan cara mencangkul. Lalu bentuk bedengan dengan ukuran lebar 1 meter tinggi 15 cm serta panjang kurang lebih 10 meter / tergantung kondisi lahan. Supaya bedengan tetap kering, terutama di lahan-lahan basah seperti bekas sawah, tanah untuk bedengan ditinggikan 20 cm, di kiri & kanan bedengan dibuat gang untuk saluran drainase. Lebar bedengan tak diperkenankan terlalu lebar untuk memudahkan pemeliharaan.

Budidaya selada keriting membutuhkan lingkungan keasaman yang netral dengan pH ideal 5-6,8. Apabila kondisi tanah asam, sebaiknya dilakukan proses penetralan terlebih dahulu dengan kapur. Sedang jika tanah terlalu basa netralkan dengan belerang / gipsum. Misalnya, untuk menetralkan tanah yang mempunyai pH 5,5 diperlukan kapur sebanyak 0,1 kg per meter persegi sehingga derajat keasaman naik menjadi pH 6,5. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah dapat diberikan belerang / gipsum sebanyak 0,6 kg per meter persegi.

Guna memperkaya humus tanah dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang / pupuk kompos. Jumlah pupuk kandang yang disarankan untuk kotoran ayam ialah 20 ton per hektar. Jika kita menggunakan pupuk kompos, jumlah kompos yang disarankan sebanyak 2 kg per meter persegi. Pemberian pupuk organik ini bertujuan untuk menggemburkan lahan & mempertinggi aktifitas mikroorganisme di dalam tanah. Setelah tanah dicampur dengan pupuk kandang / kompos, diamkan selama 2 hari, lalu haluskan kembali tanah dengan pencangkulan.

Setelah lahan siap untuk pindahkan bibit selada keriting dari tempat penyemaian. Dalam memindahkan tanaman, sebaiknya angkat dengan tanah yang menyangga zona perakaran tanaman. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal / dilubangi dengan tangan saja. Besar serta dalam lubang tanam disesuaikan dengan perakaran bibit selada keriting yang akan dipindahkan. Aturlah jarak tanam sebesar 10 x 15 cm.

Kiat sukses dalam budidaya selada keriting organik


Perawatan budidaya selada


Perawatan yang dilakukan di dalam budidaya selada kriting diantaranya : penyiraman, pemupukan & penyiangan. Penyiraman dilakukan sesuai dengan cuaca yang ada. Bila tak ada hujan lakukan 2 kali penyiraman dalam sehari setiap pagi & sore. Penyiraman dapat dilakukan pada siang hari namun dengan intensitas air yang cukup banyak untuk menghindari layu mendadak pada tanaman.

Setelah bibit yang ditanam sudah berumur 2 minggu, apabila tanaman kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar, berikan juga tambahan pupuk kandang sebanyak 2 ton per hektar. Pupuk kandang yang dipakai hendaknya yang mengandung unsur nitrogen tinggi seperti kotoran ayam. Pada umur tanaman yang mencapai 20 hari sejak semprotkan pupuk cair organik dengan dosis 3 liter setiap hektar.

Meski siklus panennya cepat, penyiangan tetap diperlukan lantaran tanaman selada kriting ini mempunyai akar yang dangkal sehingga daya saingnya sangat rendah dibandingkan tanaman pengganggu. Untuk itu perlu ada penyiangan secara teratur dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Dalam budidaya selada keriting biasanya dibutuhkan minimal satu kali penyiangan gulma selama masa budidaya.

Cara penyiangan gulma sedkit berbeda di musim kemarau / penghujan. Pada musim kemarau gulma dicabut / dipotong, lalu dibiarkan di permukaan tanah. Gunanya sebagai tambahan pupuk hijau serta membentuk mulsa untuk mengurangi penguapan. Sehingga air untuk penyiraman dapat dihemat. Pada musim hujan, gulma mesti dicabut dan bedengan harus bersih dari hijauan. Hal ini untuk menghindari tumbuhnya jamuir & penyakit di sekitar tanaman selada akibat kelembaban yang tinggi.

Pengendalian hama & penyakit


Hama serta penyakit yang biasa menyerang budidaya selada keriting adalah sepert berikut:


  1. Jangel (Bradybaena similaris ferussac) - bentuknya seperti siput berukuran 2 cm. Hama ini menyerang tanaman di segala umur. Biasa bersembunyi di pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini membuat daun berlubang.
  2. Tangek (Parmalion pupilaris humb) - bentuknya mirip dengan jangel namun tak mempunyai siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada daun. Hama ini lebih banyak menyerang di musim kemarau dibandingkan musim hujan.
  3. Busuk lunak (soft rot) - penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora. Penyakit ini menyerang bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun, warna daun menjadi coklat lalu layu. Selain dapat menyerang tanaman yang masih ditanam, penyakit ini juga bisa menyerang selada yang siap diangkut ke pasar.
  4. Busuk pangkal daun - penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi saat menjelang panen.


Dalam budidaya selada keriting organik, tak diperbolehkan menyemprot hama & penyakit dengan pestisida sintetis. Pengendalian hama serta penyakit dilakukan dengan memperhatikan pemupukan, kebersihan kebun, rotasi tanaman & kalau terpaksa lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati.
Penyiraman teratur serta pemupukan yang tepat terbukti efektif mengendalikan hama. Tapi, pengendalian hama yang paling efektif adalah dengan melakukan budidaya tanaman sehat, mengatur kebersihan lingkungan seperti menjaga irigasi & drainase serta menjamin kecukupan nustrisi bagi tanaman terutama untuk kekebalan tubuh tanaman itu sendiri seperti unsur kalium. Unsur kalium dapat diperoleh dengan menambahkan bahan-bahan daun bambu pada saat pembuatan kompos.

Panen budidaya selada keriting


Budidaya selada keriting dapat dipanen 20-30 hari setelah bibit ditanam. Jadi, jika dihitung mulai dari penyemaian sampai panen, kira-kira dibutuhkan 40-60 hari. Produktiivitas tanaman selada keriting dapat mencapai 15-20 ton per hektar.

Panen dilakukan dengan mencabut tanaman hingga keakar-akarnya. Setelah dipanen, bagian akar selada kriting dicuci serta daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan daun selada keriting berdasar ukuran. Pengerjaan pasca panen mesti dilakukan dengan cepat dan segera karena tanaman selada keriting tidak tahan panas dan penguapan. Apabila pengangkutan ke pasar ada jeda waktu yang cukup lama, simpanlah sayuran ini di tempat yang lembab dekat dengan air / secara rutin diciprati air.

Kamis, 01 September 2016

Panduan Yang Benar Budidaya Terong

Budidaya Terong - Tanaman terong (Solanum melongena) adalah jenis sayuran tahunan semusim. Selain India, Indonesia dipercaya merupakan negara asal tanaman terong. Tanaman ini banyak ditemui tumbuh liar di hutan-hutan kita. Tapi, saat ini terong ditanam meluas diberbagai belahan bumi.

Panduan Yang Benar Budidaya Terong
Kebun Terong
Ada banyak ragam terong yang dibudidayakan di Indonesia, mulai dari terong lokal seperti terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan sampai terong impor seperti terong Jepang. Bentuk serta warna buah terong cukup beragam ada yang putih, hijau sampai ungu. Bentuknya pun ada yang bulat, lonjong besar sampai lonjong dengan ujung lancip.

Kondisi tanah yang ideal untuk budidaya terong ialah tanah lempung berpasir dengan kisaran pH 6,5-7. Terong berproduksi maksimal pada kisaran suhu 22 sampai 30 derajat celcius. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup, oleh karenanya cocok ditanam pada musim kemarau.

Terong masih satu keluarga dengan tanaman cabai, tomat & kentang. Hama serta penyakit yang biasa menyerang tanaman-tanaman tersebut dapat juga mengganggu budidaya terong. Oleh karena itu dalam melakukan rotasi tanaman, usahakan tak dengan tanaman-tanaman tersebut.

Penyemaian benih terong


Benih yang baik untuk dibudidaya terong mempunyai daya tumbuh di atas 75%. Dengan benih seperti ini, kebutuhan benih untuk satu hektar mencapai 300 sampai 500 gram. Sebelum ditanam di lahan terbuka, benih terong sebaiknya disemaikan terlebih dahulu.

Langkah pertama adalah dengan menyiapkan dulu tempat penyemaian benih. Buat bedengan dengan lebar satu meter & tinggi 20 cm. Bedengan dibuat dari campuran tanah, arang sekam & kompos dengan perbandingan 1:1:1. Lalu berikan naungan terhadap bedengan ini.

Rendam benih terong ke dalam air hangat selama 10-15 menit, lalu bungkus benih dengan kain basah serta diamkan selama 24 jam. Buat alur berjarak 5-10 cm di atas bedengan guna menebarkan benih. Lalu tebarkan benih dan tutup dengan tanah tipis-tipis. Setelah itu, tutuplah bedengan dengan daun pisang / karung goni basah. Siram dengan air untuk menjaga kelembaban persemaian.
Setelah 2 sampai 3 hari kecambah mulai tumbuh menjadi tanaman, buka daun pisang / karung goni tersebut. Lalu siram setiap hari tanaman ini. Setelah 10 sampai 15 hari, pindahkan bibit tanaman ke dalam bumbunan daun pisang ataupun polybag kecil (9 x 10 cm), satu polybag satu tanaman. Isi polybag / bumbunan daun pisang dengan tanah & kompos, perbandingan 1:1.

Sirami tanaman yang ada di dalam polybag tersebut setiap hari. Setelah tanaman berumur 1 sampai 1,5 bulan atau sudah memiliki minimal 4 helai daun, tanaman tersebut siap dipindahkan ke lahan terbuka.

Pengolahan tanah dan penanaman terong


Lahan untuk budidaya terong dicangkul / dibajak dengan kedalaman sampai 30 cm. Bersihkan tanah dari gulma serta kerikil. Bentuk bedengan dengan lebar 1 meter dan tinggi 30 cm dan panjang disesuaikan dengan bentuk lahan yang disiapkan. Jarak antar bedengan 40 cm.

Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, bisa juga berupa kompos / pupuk kandang sebanyak 15 ton per hektar. Taburkan di atas bedengan serta diaduk sampai merata. Budidaya terong menghendaki tingkat keasaman tanah sekitar pH 5 sampai 6. Apabila pH kurang dari 5 tambahkan kapur pertanian / dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar satu minggu sebelum tanam.

Buat lubang tanam secara berbaris-baris, satu bedengan sebanyak 2 baris. Jarak tanam antar lubang tanam 60 cm & jarak antar baris 70 cm. Lebar lubang serta kedalaman disesuaikan dengan ukuran polybag bibit.

Sebelum bibit dipindahkan, siramlah bedengan dengan air. Tanaman terong cenderung tak tahan dengan kekeringan. Pindahkan bibit tanaman satu lubang diisi satu bibit tanaman. Hati-hati di dalam memindahkan tanaman, jaga supaya akar tanamah tak putus / rusak. 

Perawatan budidaya terong


Lakukan penyulaman tanaman setelah seminggu. Cabut tanaman yang terlihat layu atau tak sehat dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan dilakukan dengan media tumbuhnya. Ganti dengan bibit baru.

Pemupukan tambahan dilakukan dimulai dari 2 minggu setelah bibit ditanam. Untuk budidaya terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg/ha serta KCl 45 Kg/ha. Sedang untuk budidaya terong organik berikan pupuk kompos / pupuk kandang, masing-masing satu kepal / kira-kira 0,5 kg per tanaman.

Ulangi pemberian pupuk susulan pada minggu ke-5 & ke-7 setelah bibit ditanam. Sambil memberikan pupuk susulan, siangi gulma yang ada dalam bedengan tanaman. Bersihkan juga semak belukar yang terdapat disekitar area tanaman.

Pemasangan ajir / bilah bambu untuk menopang tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu. Penancapan ajir hendaknya berjarak 5 sampai 7 cm dari pangkal batang. Jangan sampai penancapan ajir melukai akar tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia yang sudah disiapkan.

Apabila tak turun hujan penyiraman hendaknya dilakukan setiap 3 hari sampai tanaman berbunga. Setelah tanaman berbunga, tingkatkan frekuensinya sampai 2 hari sekali.


Panen budidaya terong


Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70 sampai 80 hari sejak bibit ditanam. Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3 sampai 7 hari sekali. Dalam sekali musim tanam, dapat mencapai 13 sampai 15 kali panen, bahkan bisa lebih dari itu.
Waktu yang tepat untuk panen terong ialah pagi & sore hari. Buah dipetik dengan tangkainya, buah terong tak tahan lama. Oleh karena itu mesti segera dipasarkan begitu selesai panen. Sortasi untuk budidaya terong dilakukan berdasar ukuran & warna buah.
Demikianlah pembahasan mengenai Budidaya Terong semoga dengan adanya ulasan tersebut bisa berguna dan bermanfaat bagi kamu semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Jumat, 19 Agustus 2016

Budidaya Seledri Organik Di Polybag

Budidaya Seledri Organik Di Polybag - Tanaman seledri (Apium graveolens) termasuk ke dalam keluarga Umbelliferae, tanaman yang sering dijadikan herbal / tanaman berkhasiat obat. Daun seledri dikonsumsi sebagai lalapan & penghias hidangan. Bijinya dijadikan bahan penyedap & hasil ekstrak minyak seledri dimanfaatkan sebagai obat.

Budidaya Seledri Organik Di Polybag
Budidaya Seledri
Usaha tani budidaya seledri sangat cocok dilakukan di dataran tinggi dengan ketinggian 1000 sampai 1200 meter dari permukaan laut. Tapi tanaman ini masih toleran ditumbuhkan di dataran rendah. Tanaman ini kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi.

Jenis tanah yang dikehendaki dalam budidaya seledri ialah tanah yang gembur serta mengandung banyak bahan organik. Tanaman ini tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-6,5. Apabila tanah terlalu asam maka sebaiknya tambahkan kapur / dolomit.

Cara menanam seledri


Ada dua cara menanam seledri yakni perbanyakan generatif (dari biji) & perbanyakan vegetatif (dari anakan). Perbanyakan generatif biasanya diterapkan untuk budidaya seledri skala luas / komersial. Untuk budidaya skala pekarangan seperti dalam pot / polybag, perbanyakan secara vegetatif lebih mudah dilakukan.

Perbanyakan generatif dmulai dengan menyemai biji terlebih dahulu. Setelah biji tumbuh menjadi bibit, lalu bisa dipindahkan ke dalam pot atau polybag. Berikut langkah-langkahnya;


  • Sebelum biji disemai, rendamlah terlebih dahulu dalam air hangat kuku (50 sampai 60 derajat celcius) selama 1 jam.
  • Siapkan tempat persemaian berupa bedengan / baki semai. Media semai terdiri dari campuran tanah & kompos yang sudah diayak dengan perbandingan 2:1.
  • Berikan naungan dengan plastik bening pada bedengan semai guna menlindungi tanaman dari kucuran air hujan langsung & terik matahari.
  • Buatlah alur garitan di atas bedengan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10 sampai 20 cm. Tebarkan benih ke dalam alur tersebut & tutup tipis dengan tanah kemudian siram untuk mempertahankan kelembabannya.
  • Siram dengan air secukupnya setiap pagi / sore untuk mempertahankan kelembaban media persemaian. Media jangan terlalu basah & jangan pula sampai kekeringan.
  • Bibit siap dipindahkan ke pot / polybag setelah 1 bulan atau setelah tumbuh 3 sampai 4 helai daun.
  • Perbanyakan vegetatif biasanya dilakukan apabila kita sudah mempunyai tanaman seledri sebelumnya. Cara perbanyakannya, ambil anakan yang ada dalam rumpun tanaman seledri yang telah ada. Lalu pindahkan ke pot atau polybag baru. Selanjutnya tanaman dapat diperbanyak dari rumpun seledri yang tumbuh.
  • Setelah bibit siap dipindahkan, siapkan pot / polybag ukuran sedang. Isi dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, kompos serta arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Ayak terlabih dulu bahan-bahan itu. Penggunaan arang sekam tujuannya supaya media tanam memiliki porositas yang baik & bobot media menjadi ringan sehingga pot / polybag gampang dipindahkan.
  • Apabila tak ada arang sekam dapat diganti dengan sekam padi, jerami padi atau serbuk gergaji. Hati-hati dalam membuat media tanam, gunakanlah bahan-bahan yang bebas dari hama & penyakit. 

Perawatan budidaya seledri


Lakukan penyiraman setiap pagi & sore hari hingga tanaman berumur 1 minggu. Setelah itu frekuensi penyiraman cukup dilakukan 2 sampai 3 kali dalam satu minggu. Tergantung pada kondisi cuaca, usahakan media tak terlalu becek / kering.

Untuk budidaya seledri organik ini pemberian pupuk organik cair sangat efektif diberikan sebagai pupuk susulan. Pupuk organik cair banyak dijual di toko pertanian dengan beragam merek, atau bisa juga dibuat sendiri. Selain pupuk cair bisa juga menggunakan pupuk kompos, pupuk kandang ataupun pupuk hayati.

Encerkan pupuk organik cair sebelum disiramkan pada tanaman seledri. Biasanya 10 ml pupuk cair diencerkan dengan 1 liter air sebelum digunakan. Untuk lebih khsususnya ikutilah petunjuk yang ada dalam kemasan pupuk tersebut. Siramkan pupuk yang sudah diencerkan dengan dosis 100 ml per polybag. Frekuensi pemupukan dilakukan setiap 1 sampai 2 minggu sekali.

Budidaya seledri dalam pot / polybag sebenarnya relatif jarang terkena hama / penyakit. Tapi pada budidaya seledri skala luas serangan banyak dijumpai. Tak ada salahnya kita mengetahui jenis-jenis hama & penyakit tersebut.

Ada beberapa hama yang sering dijumpai dalam budidaya seledri. Beberapa diantaranya ialah ulat tanah, keong, kutu & tunggau. Hama-hama tersebut dapat diberantas dengan dipungut langsung dengan tangan. Apalagi untuk penanaman di dalam polybag.
Sedang jenis-jenis penyakit budidaya seledri ini adalah cercospora, bercak septoria & virus aster yellow. Untuk menghindari serangan penyakit-penyakit itu, lakukanlah pencegahan sejak dini. Pencegahan dilakukan sejak pemilihan benih, menjaga sanitasi kebun & pemupukan yang baik.

Apabila serangan penyakit sudah cukup parah, bisa dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik.

Panen budidaya seledri


Panen budidaya seledri dapat dilakukan berkali-kali. Panen pertama biasanya terjadi setelah tanaman berumur 1 sampai 3 bulan setelah tanam, tergantung varietasnya. Pertumbuhan seledri dikatakan sudah maksimum setelah daunnya rimbun & anakannya banyak.
Seledri dipanen dengan cara memotong pangkal batangnya secara periodik. Frekuensi pemanenan dapat dilakukan 1-2 minggu sekali. Panen berakhir apabila pertumbuhan anakan sudah tak produktif lagi. Panen bisa juga dilakukan dengan cara dicabut.

Demikianlah pembahasan mengenai Budidaya Seledri Organik Di Polybag semoga dengan adanya ulasan tersebut bisa berguna dan bermanfaat bagi kamu semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Selasa, 16 Agustus 2016

CARA BUDIDAYA MENTIMUN ORGANIK

Cara Budidaya Mentimun Organik - Mentimun / Cucumis sativus merupakan tanaman yang mampu beradaptasi pada berbagai jenis iklim. Tapi, budidaya mentimun ini lebih maksimal pada kondisi iklim kering dengan penyinaran penuh pada suhu 21 sampai 27 derajat Celsius. Sedang ketinggian ideal untuk budidaya mentimun adalah 1000 sampai 1200 meter dari permukaan laut. Walaupun begitu mentimun masih dapat ditanam didataran rendah.


CARA BUDIDAYA MENTIMUN ORGANIK
Budidaya Timun

Budidaya mentimun organik membutuhkan perawatan yang ekstra, karena tanaman ini rentan terhadap hama serta cuaca. Mentimun akan lebih bagus ditanam pada tanah yang mengandung hara organik yang cukup banyak. Tekstur tanah yang baik bagi tumbuh kembang tanaman ini berkadar liat rendah dengan pH 6 sampai 7.


Penyiapan benih mentimun


Budidaya mentimun biasanya memperbanyak tanaman dengan biji mentimun. Cara memperoleh benih yang baik adalah dengan menyeleksi mentimun yang pangkalnya kecil tapi buahnya panjang dan besar. Biarkan buah mentimun ini masak dipohon. Setelah terlihat akan membusuk petik buah tersebut & diamkan selama semalam. Keesokannya buah dibelah & dikerok bijinya. Kemudian masukkan ke dalam wadah yang bersih & biarkan kembali selama satu malam.

Setelah itu, ayak biji mentimun di air mengalir hingga selaput yang menyelubunginya hilang. Untuk memudahkan pengelupasan selaput, campurkan dengan abu halus pada benih tersebut. Pada waktu pengayakan lakukan sortasi biji. Pilihlah biji yang tenggelam, tak hanyut terbawa aliran air. Lalu jemur biji mentimun selama 2 hari. Setelah dijemur sebaiknya biji dikemas di dalam botol kaca yang bersih. Simpan biji ini selama 1-2 bulan sebelum digunakan untuk menghilangkan masa dormannya. Benih yang disimpan dengan baik dapat bertahan sampai satu tahun.

Sehari sebelum budidaya mentimun dilakukan, siapkanlah benih dengan cara direndam di dalam air hangat selama 3 sampai 5 jam kemudian letakkan di kain basah & lembab. Setelah 15-24 jam biasanya akan tumbuh tunas dari biji-biji ini, dan benih mentimun siap untuk ditanam.


Pengolahan lahan secara organik


Pertama-tama bajak / balik tanah sedalam 20 sampai 30 cm. Pada kondisi tanah dengan pH kurang dari 6 berikan kapur dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar, tergantung dari keasaman tanah. Campurkan dengan tanah serta diamkan selama 1-2 minggu.
Buat bedengan dengan lebar 1 meter dan tinggi 20-30 cm & panjang disesuaikan kebutuhan. Buat jarak antara bedengan sepanjang 30 cm. Tutup bedengan dengan mulsa plastik. Kegunaan mulsa plastik ini untuk mempertahankan kelembaban tanah, karena mentimun lebih baik ditanam di musim kemarau yang penyinarannya penuh. Tapi, zona perakaran untuk mentimun harus tetap dijaga kelembabannya.

Buatlah lubang tanam di permukaan mulsa dengan diameter 10 cm, setiap bedengan 2 baris lubang tanam. Jarak antar lubang tanam dalam satu baris 40 cm serta jarak antar baris 50-60 cm.

Berikan pupuk kandang - lebih baik campuran antara kotoran ayam dengan kotoran kambing / sapi 1:1. Cara pemberian pupuk dapat ditebar dalam bedengan lalu diaduk dengan tanah / diletakan pada lubang tanam. Letakan pupuk sebanyak 0,5 sampai 1 kg pada setiap lubang tanam. Total kebutuhan pupuk untuk perhektar 20-30 ton. Setelah diberi pupuk biarkan lahan selama 1 sampai 2 minggu.


Penanaman benih mentimun


Tanamlah biji yang sudah bertunas, yang sudah disiapkan dengan cara yang sudah diuraikan di atas. Masukkan masing-masing satu biji ke dalam lubang tanam lalu tutup dengan tanah. Siram setiap pagi & sore hari. Setelah 2 hari biasanya benih yang ditanam sudah mulai tumbuh & bertunas agak lebih tinggi.


Perawatan budidaya mentimun


Pada umur 3 sampai 4 hari setelah tanam lakukan pengontrolan tanaman, lalu segera sulam apabila ada tanaman yang mati / gagal tumbuh dengan benih baru. Bersihkan gulma di sekitar area tanaman. Pada umur 2 minggu setelah tanam, biasanya daun sudah mulai muncul. Berikanlah pupuk tambahan berupa pupuk cair.
Pupuk cair dibuat dari kotoran kambing yang sudah matang dicampur dengan air. Komposisi campuran 1 kg kotoran kambing dengan 1 liter air. Campuran ini harus didiamkan terlebih dahulu selama seminggu. Berikan pupuk cair dengan cara menyiramkannya pada setiap lubang tanam. Kebutuhan pupuk cair ialah 1 liter per meter persegi.

Untuk memperoleh buah yang baik, sebaiknya pasang lenjer / turus terbuat dari bambu. Pasang satu lenjer bambu untuk setiap lubang tanam kemudian ikatkan setiap empat lenjer bambu pada ujung atasnya. Bantu tanaman untuk melilit / memanjat pada bambu tersebut.


Pengendalian hama dan penyakit


Beberapa penyakit serta hama yang menyerang mentimu diantaranya dikenal dengan istilah cacantal / oteng-oteng. Hama ini menyerang daun dan dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Selain itu, hama yang kerap menyerang mentimun ialah ulat tanah. Hama ini biasanya menyerang batang yang menjadi pangkal keluarnya daun / buah. Kedua hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan biopestisida yang terbuat dari ekstrak kipait & gadung yang dicampur dengan air kencing kelinci.

Penyakit yang menyerang budidaya mentimun ialah busuk daun, tepung putih, antraknosa, bercak daun serta busuk buah. Penyakit ini dapat dikendalikan secara kultur teknis berupa rotasi tanaman dan pembuangan bagian tanaman yang terkena penyakit.


Panen budidaya mentimun


Mentimun mulai berbunga pada usia 20 hari setelah tanam dan berbuah setelah 40 hari. Untuk panen pertama budidaya mentimun biasanya dilakukan setelah 75 hari. Pemanenan dilakukan secara bertahap selama 1 sampai 1,5 bulan. Panen dapat dilakukan setiap hari, umumnya bisa dipetik 1-2 buah per tanaman.

Produksi buah mentimun yang baik dapat mencapai 30 ton per hektar. Mentimun hasil panen mesti diletakkan di tempat sejuk karena buah mentimun akan cepat kehilangan kandungan airnya. Setelah dipanen, biasanya mentimun di pack ke dalam tempat yang memiliki sirkulasi udara / dimasukkan karung untuk dijual ke pasar.

Senin, 08 Agustus 2016

Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik

Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik - Ada dua kelompok besar budidaya selada (Lactuca Sativa) yang berkembang di Negeri kita. Pertama, selada daun bentuk korpnya bulat lepas, daunnya berwarna hijau mengembang. Ke-2, selada korp (heading lettuce) bentuk korp-nya bulat / lonjong dan korp-nya padat.

Dari 2 jenis di atas yang paling banyak dibudidayakan yaitu tipe selada daun, bentuk daunnya bergelombang cenderung berkerut-kerut / populer dengan nama selada keriting. Selada keriting toleran ditanam di daerah tropis & panas sekalipun. Jenis selada keriting bahkan mampu tumbuh dengan subur di dataran rendah & panas seperti Jakarta.

Pada dasarnya, suhu optimal untuk budidaya selada kriting berkisar antara 15 sampai 25°C dengan ketinggian 900 meter sampai 1.200 meter dari permukaan laut. Jenis tanah yang disukai selada kriting ialah lempung berdebu, lempung berpasir & tanah yang masih mengandung humus. Meski demikian, selada keriting masih toleran terhadap tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan & pupuk organik yang memadai.

Pemilihan benih & penyemaian Selada Keriting


Selada diperbanyak dengan biji. Biji maupun benih selada didapat dengan menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga & berbuah. Setelah tua baru diambil bijinya. Apabila benih ini dibeli di toko, varietas yang populer saat ini antara lain penn great lakes, imperial & new york. Kebutuhan benih selada per satu hektar lahan ialah 250 gram. Untuk memperoleh hasil yang optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di hamparan lahan yang luas.

Ada berbagai jenis media penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya di dalam polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak / di atas bedengan. Pada kesempatan kali ini yang akan kami terangkan adalah media tanam di atas bedengan.
Siapkan bedengan dengan lebar satu meter dengan ketinggian sekitar 15 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan harus ditempat yang terbuka dan jauh dari gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang, tanah dengan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang dipakai harus sudah betul-betul matang untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme yang tak diharapkan. Kegunaan pupuk kandang ini berunga untuk memperkaya unsur hara & nutrisi. Arang sekam dibutuhkan untuk menggemburkan tanah supaya pencabutan bibit tak merusak akar tanaman. Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian / dolomit secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada ialah pH 5 sampai 6,8.
Siram media penyemaian menggunakan air bersih untuk memberikan kelembaban pada benih yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang karena dapat membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata di atas bedengan. Padat penebaran benih ialah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai. Apabila penyemaian dilakukan di musim kemarau, ada baiknya berikan mulsa berupa rumput, jerami / daun kering di atasnya. Hal ini berguna untuk mengurangi penguapan akibat terik matahari.

Buatlah naungan di atas bedengan tadi. Gunanya, pada musim hujan untuk melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara langsung. Di musim kemarau, untuk menaungi bibit dari sengatan matahari yang terlalu terik. Tutupan bedengan dapat menggunakan paranet, karung plastik / plastik bening. Upayakan membuat tutupan yang dapat ditutup buka, sehingga pada pagi & sore hari tutup dapat dibuka agar mendapat penyinaran maksimal. Dan, pada siang hari dapat ditutup untuk melindungi dari sengatan matahari.

Perawatan di tahap penyemaian ini adalah penyiraman rutin, penyiangan gulma & pengawasan hama dan penyakit. Dalam budidaya selada keriting organik tak diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apabila ada hama, dapat diusir dengan menutup penyemaian, apabila terserang penyakit bisa diberikan pupuk kandang tambahan beserta penyemprotan pestisida nabati bila diperlukan. Bibit selada keriting dapat dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai / berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar.

Pengolahan tanah & penanaman bibit Selada Keriting


Pengolahan lahan untuk budidaya selada keriting tergantung pada jenisnya, struktur dan tekstur tanahnya. Apabila tanah yang akan digunakan sangat keras, lakukan penggarpuan terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan dengan penggemburan dengan cara dicangkul. Lalu bentuk bedengan dengan ukuran lebar 1 meter tinggi 15 cm & panjang kurang lebih 10 meter atau tergantung kondisi lahan. Supaya bedengan tetap kering, terutama di lahan-lahan basah seperti bekas sawah, tanah untuk bedengan ditinggikan 20 cm, dikiri & kanan bedengan dibuat gang untuk saluran drainase. Lebar bedengan tak diperkenankan terlalu lebar untuk memudahkan pemeliharaan.

Budidaya selada keriting membutuhkan lingkungan keasaman yang netral dengan pH ideal 5-6,8. Apabila kondisi tanah asam sebaiknya dilakukan dengna proses penetralan terlebih dahulu dengan kapur. Sedangkan jika tanah terlalu basa netralkan dengan belerang / gipsum. Misalnya, untuk menetralkan tanah yang mempunyai pH 5,5 diperlukan kapur sebanyak 0,1 kg per meter persegi sehingga derajat keasaman naik menjadi pH 6,5. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah dapat diberikan belerang / gipsum sebanyak 0,6 kg per meter persegi.

Untuk memperkaya humus pada tanah, campurkan dengan pupuk kandang yang telah matang / pupuk kompos. Jumlah pupuk kandang yang disarankan untuk kotoran ayam ialah 20 ton per hektar. Jika kita menggunakan pupuk kompos, jumlah kompos yang disarankan sebanyak 2 kg per meter persegi. Pada pemberian pupuk organik bertujuan untuk menggemburkan lahan serta mempertinggi aktifitas mikroorganisme di dalam tanah. Setelah tanah dicampurkan dengan pupuk kandang / kompos, diamkan selama 2 hari, lalu haluskan kembali tanah dengan pencangkulan.
Setelah lahan siap, pindahkan bibit selada keriting dari tempat penyemaiannya. Dalam memindahkan tanaman, sebaiknya angkat dengan tanah yang menyangga zona perakaran tanaman tersebut. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal / dilubangi dengan tangan saja. Besar & dalam lubang tanam disesuaikan dengan perakaran bibit selada keriting yang akan dipindahkan. Atur jarak tanam sebesar 10 x 15 cm.

Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik


Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik
Budidaya Selada Keriting

Perawatan budidaya selada keriting


Perawatan yang dilakukan di dalam budidaya selada kriting diantaranya penyiraman, pemupukan serta penyiangan. Penyiraman dilakukan sesuai dengan cuaca yang ada. Jika tak ada hujan lakukan 2 kali penyiraman dalam satu hari setiap pagi & sore. Penyiraman dapat dilakukan pada siang hari namun dengan intensitas air yang cukup banyak untuk menghindari layu mendadak.

Setelah bibit yang ditanam telah berumur 2 minggu, apabila tanaman kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar, berikanlah tambahan pupuk kandang sebanyak 2 ton per hektar. Pupuk kandang yang dipakai hendaknya yang mengandung unsur nitrogen tinggi seperti kotoran ayam. Pada umur tanaman mencapai 20 hari semenjak semprotkan pupuk cair organik dengan dosis 3 liter per hektar.

Meski siklus panennya cepat, penyiangan tetap diperlukan karena tanaman selada kriting ini mempunyai akar yang dangkal sehingga daya saingnya sangat rendah dibandingkan tanaman pengganggu. Untuk itu perlu ada penyiangan yang teratur dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Dalam budidaya selada keriting biasanya dibutuhkan minimal satu kali penyiangan gulma selama masa budidayanya.

Cara penyiangan gulma sedikit berbeda pada musim kemarau & penghujan. Pada musim kemarau gulma dicabut / dipotong, lalu dibiarkan di permukaan tanah. Gunanya sebagai tambahan pupuk hijau & membentuk mulsa untuk mengurangi penguapan. Sehingga air untuk penyiraman dapat dihemat. Pada musim hujan, gulma mesti dicabut dan bedengan harus bersih dari hijauan. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumbuhnya jamur dan penyakit di sekitar tanaman selada akibat kelembaban yang tinggi.

Pengendalian hama & penyakit Pada Selada Keriting


Hama dan penyakit yang biasa menyerang budidaya selada keriting ini adalah sebagai berikut:


  1. Jangel (Bradybaena similaris ferussac) - bentuknya seperti siput berukuran 2 cm. Hama ini menyerang tanaman di segala usia. Biasa bersembunyi di pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini membuat daun menjadi berlubang.
  2. Tangek (Parmalion pupilaris humb) - bentuknya mirip dengan jangel tapi tidak memiliki siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada daun. Hama ini lebih banyak menyerang pada musim kemarau dibandingkan musim hujan.
  3. Busuk lunak (soft rot) - penyebabnya adalah bakteri Erwinia Carotovora. Penyakit ini menyerang bagian daun tanaman. Serangan dimulai dari tepi daun, warna daun menjadi coklat lalu layu. Selain dapat menyerang tanaman yang masih ditanam, penyakit ini juga dapat menyerang selada yang siap diangkut ke pasar.
  4. Busuk pangkal daun - penyebabnya adalah Felicularia Filamentosa. Penyakit ini menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang masa panen.


Di dalam budidaya selada keriting organik, tak diperbolehkan menyemprot hama & penyakit dengan pestisida sintetis. Pengendalian hama & penyakit dilakukan dengan memperhatikan pemupukan, kebersihan kebun, rotasi tanaman dan jika terpaksa lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati.

Penyiraman teratur & pemupukan yang tepat terbukti efektif mengendalikan hama. Tapi, pengendalian hama yang paling efektif adalah dengan melakukan budidaya tanaman sehat, mengatur kebersihan lingkungan seperti menjaga irigasi & drainase serta menjamin kecukupan nustrisi bagi tanaman terutama untuk kekebalan tubuh tanaman itu sendiri seperti unsur kalium. Unsur kalium dapat diperoleh dengan menambahkan bahan-bahan daun bambu ketika pembuatan kompos.


Panen budidaya selada keriting


Budidaya selada keriting dapat dipanen 20 sampai 30 hari setelah bibit ditanam. Jadi, jika dihitung mulai dari penyemaian sampai panen, kira-kira dibutuhkan 40 sampai 60 hari. Produktiivitas tanaman selada keriting dapat mencapai 15 sampai 20 ton per hektar.

Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman sampai keakar-akarnya. Setelah dipanen, bagian akar selada kriting ini dicuci dan daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan daun selada keriting berdasar ukuran. Pengerjaan paska panen harus dilakukan dengan cepat & segera karena tanaman selada keriting tak tahan panas / penguapan. Apabila pengangkutan ke pasar ada jeda waktu yang lama, simpanlah sayuran ini di tempat yang lembab dekat dengan air / secara rutin diciprati air.

Demikianlah pembahasan mengenai Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik semoga dengan adanya ulasan tersebut bisa berguna dan bermanfaat bagi kamu semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.