Kamis, 01 September 2016

Panduan Yang Benar Budidaya Terong

Budidaya Terong - Tanaman terong (Solanum melongena) adalah jenis sayuran tahunan semusim. Selain India, Indonesia dipercaya merupakan negara asal tanaman terong. Tanaman ini banyak ditemui tumbuh liar di hutan-hutan kita. Tapi, saat ini terong ditanam meluas diberbagai belahan bumi.

Panduan Yang Benar Budidaya Terong
Kebun Terong
Ada banyak ragam terong yang dibudidayakan di Indonesia, mulai dari terong lokal seperti terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan sampai terong impor seperti terong Jepang. Bentuk serta warna buah terong cukup beragam ada yang putih, hijau sampai ungu. Bentuknya pun ada yang bulat, lonjong besar sampai lonjong dengan ujung lancip.

Kondisi tanah yang ideal untuk budidaya terong ialah tanah lempung berpasir dengan kisaran pH 6,5-7. Terong berproduksi maksimal pada kisaran suhu 22 sampai 30 derajat celcius. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup, oleh karenanya cocok ditanam pada musim kemarau.

Terong masih satu keluarga dengan tanaman cabai, tomat & kentang. Hama serta penyakit yang biasa menyerang tanaman-tanaman tersebut dapat juga mengganggu budidaya terong. Oleh karena itu dalam melakukan rotasi tanaman, usahakan tak dengan tanaman-tanaman tersebut.

Penyemaian benih terong


Benih yang baik untuk dibudidaya terong mempunyai daya tumbuh di atas 75%. Dengan benih seperti ini, kebutuhan benih untuk satu hektar mencapai 300 sampai 500 gram. Sebelum ditanam di lahan terbuka, benih terong sebaiknya disemaikan terlebih dahulu.

Langkah pertama adalah dengan menyiapkan dulu tempat penyemaian benih. Buat bedengan dengan lebar satu meter & tinggi 20 cm. Bedengan dibuat dari campuran tanah, arang sekam & kompos dengan perbandingan 1:1:1. Lalu berikan naungan terhadap bedengan ini.

Rendam benih terong ke dalam air hangat selama 10-15 menit, lalu bungkus benih dengan kain basah serta diamkan selama 24 jam. Buat alur berjarak 5-10 cm di atas bedengan guna menebarkan benih. Lalu tebarkan benih dan tutup dengan tanah tipis-tipis. Setelah itu, tutuplah bedengan dengan daun pisang / karung goni basah. Siram dengan air untuk menjaga kelembaban persemaian.
Setelah 2 sampai 3 hari kecambah mulai tumbuh menjadi tanaman, buka daun pisang / karung goni tersebut. Lalu siram setiap hari tanaman ini. Setelah 10 sampai 15 hari, pindahkan bibit tanaman ke dalam bumbunan daun pisang ataupun polybag kecil (9 x 10 cm), satu polybag satu tanaman. Isi polybag / bumbunan daun pisang dengan tanah & kompos, perbandingan 1:1.

Sirami tanaman yang ada di dalam polybag tersebut setiap hari. Setelah tanaman berumur 1 sampai 1,5 bulan atau sudah memiliki minimal 4 helai daun, tanaman tersebut siap dipindahkan ke lahan terbuka.

Pengolahan tanah dan penanaman terong


Lahan untuk budidaya terong dicangkul / dibajak dengan kedalaman sampai 30 cm. Bersihkan tanah dari gulma serta kerikil. Bentuk bedengan dengan lebar 1 meter dan tinggi 30 cm dan panjang disesuaikan dengan bentuk lahan yang disiapkan. Jarak antar bedengan 40 cm.

Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, bisa juga berupa kompos / pupuk kandang sebanyak 15 ton per hektar. Taburkan di atas bedengan serta diaduk sampai merata. Budidaya terong menghendaki tingkat keasaman tanah sekitar pH 5 sampai 6. Apabila pH kurang dari 5 tambahkan kapur pertanian / dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar satu minggu sebelum tanam.

Buat lubang tanam secara berbaris-baris, satu bedengan sebanyak 2 baris. Jarak tanam antar lubang tanam 60 cm & jarak antar baris 70 cm. Lebar lubang serta kedalaman disesuaikan dengan ukuran polybag bibit.

Sebelum bibit dipindahkan, siramlah bedengan dengan air. Tanaman terong cenderung tak tahan dengan kekeringan. Pindahkan bibit tanaman satu lubang diisi satu bibit tanaman. Hati-hati di dalam memindahkan tanaman, jaga supaya akar tanamah tak putus / rusak. 

Perawatan budidaya terong


Lakukan penyulaman tanaman setelah seminggu. Cabut tanaman yang terlihat layu atau tak sehat dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan dilakukan dengan media tumbuhnya. Ganti dengan bibit baru.

Pemupukan tambahan dilakukan dimulai dari 2 minggu setelah bibit ditanam. Untuk budidaya terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg/ha serta KCl 45 Kg/ha. Sedang untuk budidaya terong organik berikan pupuk kompos / pupuk kandang, masing-masing satu kepal / kira-kira 0,5 kg per tanaman.

Ulangi pemberian pupuk susulan pada minggu ke-5 & ke-7 setelah bibit ditanam. Sambil memberikan pupuk susulan, siangi gulma yang ada dalam bedengan tanaman. Bersihkan juga semak belukar yang terdapat disekitar area tanaman.

Pemasangan ajir / bilah bambu untuk menopang tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu. Penancapan ajir hendaknya berjarak 5 sampai 7 cm dari pangkal batang. Jangan sampai penancapan ajir melukai akar tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia yang sudah disiapkan.

Apabila tak turun hujan penyiraman hendaknya dilakukan setiap 3 hari sampai tanaman berbunga. Setelah tanaman berbunga, tingkatkan frekuensinya sampai 2 hari sekali.


Panen budidaya terong


Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70 sampai 80 hari sejak bibit ditanam. Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3 sampai 7 hari sekali. Dalam sekali musim tanam, dapat mencapai 13 sampai 15 kali panen, bahkan bisa lebih dari itu.
Waktu yang tepat untuk panen terong ialah pagi & sore hari. Buah dipetik dengan tangkainya, buah terong tak tahan lama. Oleh karena itu mesti segera dipasarkan begitu selesai panen. Sortasi untuk budidaya terong dilakukan berdasar ukuran & warna buah.
Demikianlah pembahasan mengenai Budidaya Terong semoga dengan adanya ulasan tersebut bisa berguna dan bermanfaat bagi kamu semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.