Selasa, 13 September 2016

Budidaya Selada Keriting Organik

Selada Keriting Organik - Ada dua kelompok besar budidaya selada (Lactuca Sativa) yang berkembang di tanah air. Pertama, selada daun bentuk korp-nya bulat lepas, daunnya hijau mengembang. Ke-2, selada korp (heading lettuce) bentuk korp-nya bulat / lonjong dan korp-nya padat.

Dari 2 jenis di atas yang paling banyak dibudidayakan adalah tipe selada daun, bentuk daunnya bergelombang cenderung berkerut-kerut / populer dengan nama selada keriting. Selada keriting toleran ditanam di daerah tropis & panas sekalipun. Jenis selada keriting bahkan mampu tumbuh dengan subur di dataran rendah serta panas seperti Jakarta.

Budidaya Selada Keriting Organik
Selada Keriting Organik
Pada dasarnya, suhu optimal untuk budidaya selada kriting berkisar antara 15-25°C dengan ketinggian 900 meter sampai 1.200 meter dari permukaan laut. Jenis tanah yang disukai selada kriting ialah lempung berdebu, lempung berpasir serta tanah yang masih mengandung humus. Walaupun demikian, selada keriting masih toleran terhadap tanah yang miskin hara asalkan diberikan pengairan & pupuk organik yang memadai.

Pemilihan benih & penyemaian

Budidaya Selada Keriting Organik

Selada diperbanyak diri dengan biji. Biji / benih selada didapat dengan menumbuhkan tanaman selada sampai berbunga & berbuah. Setelah tua baru diambil bijinya. Apabila benih dibeli dari toko, varietas yang populer sekarang antara lain penn great lakes, imperial & new york. Kebutuhan benih selada per satu hektar lahan ialah 250 gram. Untuk mendapat hasil optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di hamparan lahan yang luas.

Ada beragam jenis media penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya dalam polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak / di atas bedengan. Pada kesempatan kali ini yang akan kami bagikan adalah media tanam di atas bedengan.

Siapkan bedengan dengan lebar satu meter & tinggi sekitar 15 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan harus ditempat terbuka & jauh dari gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang, tanah serta arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang digunakan juga harus sudah betul-betul matang untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme yang tak diharapkan. Kegunaan pupuk kandang untuk memperkaya unsur hara & nutrisi. Arang sekam diperlukan untuk menggemburkan tanah supaya pencabutan bibit tak merusak akar tanaman. Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian / dolomit secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada ialah pH 5 sampai 6,8.

Siram media penyemaian dengan air guna memberikan kelembaban pada benih yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang karena dapat membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata di atas bedengan. Padat penebaran benih ialah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai. Apabila penyemaian dilakukan di musim kemarau, ada baiknya berikan mulsa berupa rumput, jerami / daun kering diatasnya. Hal ini berguna untuk mengurangi penguapan akibat terik matahari.

Buatlah naungan di atas bedengan tersebut. Gunanya, di musim hujan untuk melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara langsung. Di musim kemarau, untuk menaungi bibit dari sengatan matahari langsugn yang terlalu terik. Tutupkan bedengan dapat menggunakan paranet, karung plastik / plastik bening. Upayakan membuat tutupan yang dapat ditutup buka, sehingga pada pagi & sore hari tutup dapat dibuka agar memperoleh penyinaran maksimal. Dan, pada siang hari bisa ditutup untuk melindungi dari sengatan matahari.

Perawatan pada tahap penyemaian ini ialah penyiraman rutin, penyiangan gulma serta pengawasan hama & penyakit. Dalam budidaya selada keriting organik tak diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apa bila ada hama dapat diusir dengan menutup penyemaian, apabila terserang penyakit dapat diberikan pupuk kandang tambahan & penyemprotan pestisida nabati jika diperlukan. Bibit selada keriting dapat dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai / berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar.

Pengolahan tanah & penanaman bibit


Pengolahan lahan guna budidaya selada keriting tergantung dari jenis, struktur serta tekstur tanahnya. Apabila tanah yang akan digunakan sangat keras, lakukan penggarpuan terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan penggemburan dengan cara mencangkul. Lalu bentuk bedengan dengan ukuran lebar 1 meter tinggi 15 cm serta panjang kurang lebih 10 meter / tergantung kondisi lahan. Supaya bedengan tetap kering, terutama di lahan-lahan basah seperti bekas sawah, tanah untuk bedengan ditinggikan 20 cm, di kiri & kanan bedengan dibuat gang untuk saluran drainase. Lebar bedengan tak diperkenankan terlalu lebar untuk memudahkan pemeliharaan.

Budidaya selada keriting membutuhkan lingkungan keasaman yang netral dengan pH ideal 5-6,8. Apabila kondisi tanah asam, sebaiknya dilakukan proses penetralan terlebih dahulu dengan kapur. Sedang jika tanah terlalu basa netralkan dengan belerang / gipsum. Misalnya, untuk menetralkan tanah yang mempunyai pH 5,5 diperlukan kapur sebanyak 0,1 kg per meter persegi sehingga derajat keasaman naik menjadi pH 6,5. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah dapat diberikan belerang / gipsum sebanyak 0,6 kg per meter persegi.

Guna memperkaya humus tanah dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang / pupuk kompos. Jumlah pupuk kandang yang disarankan untuk kotoran ayam ialah 20 ton per hektar. Jika kita menggunakan pupuk kompos, jumlah kompos yang disarankan sebanyak 2 kg per meter persegi. Pemberian pupuk organik ini bertujuan untuk menggemburkan lahan & mempertinggi aktifitas mikroorganisme di dalam tanah. Setelah tanah dicampur dengan pupuk kandang / kompos, diamkan selama 2 hari, lalu haluskan kembali tanah dengan pencangkulan.

Setelah lahan siap untuk pindahkan bibit selada keriting dari tempat penyemaian. Dalam memindahkan tanaman, sebaiknya angkat dengan tanah yang menyangga zona perakaran tanaman. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal / dilubangi dengan tangan saja. Besar serta dalam lubang tanam disesuaikan dengan perakaran bibit selada keriting yang akan dipindahkan. Aturlah jarak tanam sebesar 10 x 15 cm.

Kiat sukses dalam budidaya selada keriting organik


Perawatan budidaya selada


Perawatan yang dilakukan di dalam budidaya selada kriting diantaranya : penyiraman, pemupukan & penyiangan. Penyiraman dilakukan sesuai dengan cuaca yang ada. Bila tak ada hujan lakukan 2 kali penyiraman dalam sehari setiap pagi & sore. Penyiraman dapat dilakukan pada siang hari namun dengan intensitas air yang cukup banyak untuk menghindari layu mendadak pada tanaman.

Setelah bibit yang ditanam sudah berumur 2 minggu, apabila tanaman kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar, berikan juga tambahan pupuk kandang sebanyak 2 ton per hektar. Pupuk kandang yang dipakai hendaknya yang mengandung unsur nitrogen tinggi seperti kotoran ayam. Pada umur tanaman yang mencapai 20 hari sejak semprotkan pupuk cair organik dengan dosis 3 liter setiap hektar.

Meski siklus panennya cepat, penyiangan tetap diperlukan lantaran tanaman selada kriting ini mempunyai akar yang dangkal sehingga daya saingnya sangat rendah dibandingkan tanaman pengganggu. Untuk itu perlu ada penyiangan secara teratur dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Dalam budidaya selada keriting biasanya dibutuhkan minimal satu kali penyiangan gulma selama masa budidaya.

Cara penyiangan gulma sedkit berbeda di musim kemarau / penghujan. Pada musim kemarau gulma dicabut / dipotong, lalu dibiarkan di permukaan tanah. Gunanya sebagai tambahan pupuk hijau serta membentuk mulsa untuk mengurangi penguapan. Sehingga air untuk penyiraman dapat dihemat. Pada musim hujan, gulma mesti dicabut dan bedengan harus bersih dari hijauan. Hal ini untuk menghindari tumbuhnya jamuir & penyakit di sekitar tanaman selada akibat kelembaban yang tinggi.

Pengendalian hama & penyakit


Hama serta penyakit yang biasa menyerang budidaya selada keriting adalah sepert berikut:


  1. Jangel (Bradybaena similaris ferussac) - bentuknya seperti siput berukuran 2 cm. Hama ini menyerang tanaman di segala umur. Biasa bersembunyi di pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini membuat daun berlubang.
  2. Tangek (Parmalion pupilaris humb) - bentuknya mirip dengan jangel namun tak mempunyai siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada daun. Hama ini lebih banyak menyerang di musim kemarau dibandingkan musim hujan.
  3. Busuk lunak (soft rot) - penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora. Penyakit ini menyerang bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun, warna daun menjadi coklat lalu layu. Selain dapat menyerang tanaman yang masih ditanam, penyakit ini juga bisa menyerang selada yang siap diangkut ke pasar.
  4. Busuk pangkal daun - penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi saat menjelang panen.


Dalam budidaya selada keriting organik, tak diperbolehkan menyemprot hama & penyakit dengan pestisida sintetis. Pengendalian hama serta penyakit dilakukan dengan memperhatikan pemupukan, kebersihan kebun, rotasi tanaman & kalau terpaksa lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati.
Penyiraman teratur serta pemupukan yang tepat terbukti efektif mengendalikan hama. Tapi, pengendalian hama yang paling efektif adalah dengan melakukan budidaya tanaman sehat, mengatur kebersihan lingkungan seperti menjaga irigasi & drainase serta menjamin kecukupan nustrisi bagi tanaman terutama untuk kekebalan tubuh tanaman itu sendiri seperti unsur kalium. Unsur kalium dapat diperoleh dengan menambahkan bahan-bahan daun bambu pada saat pembuatan kompos.

Panen budidaya selada keriting


Budidaya selada keriting dapat dipanen 20-30 hari setelah bibit ditanam. Jadi, jika dihitung mulai dari penyemaian sampai panen, kira-kira dibutuhkan 40-60 hari. Produktiivitas tanaman selada keriting dapat mencapai 15-20 ton per hektar.

Panen dilakukan dengan mencabut tanaman hingga keakar-akarnya. Setelah dipanen, bagian akar selada kriting dicuci serta daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan daun selada keriting berdasar ukuran. Pengerjaan pasca panen mesti dilakukan dengan cepat dan segera karena tanaman selada keriting tidak tahan panas dan penguapan. Apabila pengangkutan ke pasar ada jeda waktu yang cukup lama, simpanlah sayuran ini di tempat yang lembab dekat dengan air / secara rutin diciprati air.