Senin, 08 Agustus 2016

Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik

Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik - Ada dua kelompok besar budidaya selada (Lactuca Sativa) yang berkembang di Negeri kita. Pertama, selada daun bentuk korpnya bulat lepas, daunnya berwarna hijau mengembang. Ke-2, selada korp (heading lettuce) bentuk korp-nya bulat / lonjong dan korp-nya padat.

Dari 2 jenis di atas yang paling banyak dibudidayakan yaitu tipe selada daun, bentuk daunnya bergelombang cenderung berkerut-kerut / populer dengan nama selada keriting. Selada keriting toleran ditanam di daerah tropis & panas sekalipun. Jenis selada keriting bahkan mampu tumbuh dengan subur di dataran rendah & panas seperti Jakarta.

Pada dasarnya, suhu optimal untuk budidaya selada kriting berkisar antara 15 sampai 25°C dengan ketinggian 900 meter sampai 1.200 meter dari permukaan laut. Jenis tanah yang disukai selada kriting ialah lempung berdebu, lempung berpasir & tanah yang masih mengandung humus. Meski demikian, selada keriting masih toleran terhadap tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan & pupuk organik yang memadai.

Pemilihan benih & penyemaian Selada Keriting


Selada diperbanyak dengan biji. Biji maupun benih selada didapat dengan menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga & berbuah. Setelah tua baru diambil bijinya. Apabila benih ini dibeli di toko, varietas yang populer saat ini antara lain penn great lakes, imperial & new york. Kebutuhan benih selada per satu hektar lahan ialah 250 gram. Untuk memperoleh hasil yang optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di hamparan lahan yang luas.

Ada berbagai jenis media penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya di dalam polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak / di atas bedengan. Pada kesempatan kali ini yang akan kami terangkan adalah media tanam di atas bedengan.
Siapkan bedengan dengan lebar satu meter dengan ketinggian sekitar 15 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan harus ditempat yang terbuka dan jauh dari gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang, tanah dengan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang dipakai harus sudah betul-betul matang untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme yang tak diharapkan. Kegunaan pupuk kandang ini berunga untuk memperkaya unsur hara & nutrisi. Arang sekam dibutuhkan untuk menggemburkan tanah supaya pencabutan bibit tak merusak akar tanaman. Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian / dolomit secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada ialah pH 5 sampai 6,8.
Siram media penyemaian menggunakan air bersih untuk memberikan kelembaban pada benih yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang karena dapat membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata di atas bedengan. Padat penebaran benih ialah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai. Apabila penyemaian dilakukan di musim kemarau, ada baiknya berikan mulsa berupa rumput, jerami / daun kering di atasnya. Hal ini berguna untuk mengurangi penguapan akibat terik matahari.

Buatlah naungan di atas bedengan tadi. Gunanya, pada musim hujan untuk melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara langsung. Di musim kemarau, untuk menaungi bibit dari sengatan matahari yang terlalu terik. Tutupan bedengan dapat menggunakan paranet, karung plastik / plastik bening. Upayakan membuat tutupan yang dapat ditutup buka, sehingga pada pagi & sore hari tutup dapat dibuka agar mendapat penyinaran maksimal. Dan, pada siang hari dapat ditutup untuk melindungi dari sengatan matahari.

Perawatan di tahap penyemaian ini adalah penyiraman rutin, penyiangan gulma & pengawasan hama dan penyakit. Dalam budidaya selada keriting organik tak diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apabila ada hama, dapat diusir dengan menutup penyemaian, apabila terserang penyakit bisa diberikan pupuk kandang tambahan beserta penyemprotan pestisida nabati bila diperlukan. Bibit selada keriting dapat dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai / berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar.

Pengolahan tanah & penanaman bibit Selada Keriting


Pengolahan lahan untuk budidaya selada keriting tergantung pada jenisnya, struktur dan tekstur tanahnya. Apabila tanah yang akan digunakan sangat keras, lakukan penggarpuan terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan dengan penggemburan dengan cara dicangkul. Lalu bentuk bedengan dengan ukuran lebar 1 meter tinggi 15 cm & panjang kurang lebih 10 meter atau tergantung kondisi lahan. Supaya bedengan tetap kering, terutama di lahan-lahan basah seperti bekas sawah, tanah untuk bedengan ditinggikan 20 cm, dikiri & kanan bedengan dibuat gang untuk saluran drainase. Lebar bedengan tak diperkenankan terlalu lebar untuk memudahkan pemeliharaan.

Budidaya selada keriting membutuhkan lingkungan keasaman yang netral dengan pH ideal 5-6,8. Apabila kondisi tanah asam sebaiknya dilakukan dengna proses penetralan terlebih dahulu dengan kapur. Sedangkan jika tanah terlalu basa netralkan dengan belerang / gipsum. Misalnya, untuk menetralkan tanah yang mempunyai pH 5,5 diperlukan kapur sebanyak 0,1 kg per meter persegi sehingga derajat keasaman naik menjadi pH 6,5. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah dapat diberikan belerang / gipsum sebanyak 0,6 kg per meter persegi.

Untuk memperkaya humus pada tanah, campurkan dengan pupuk kandang yang telah matang / pupuk kompos. Jumlah pupuk kandang yang disarankan untuk kotoran ayam ialah 20 ton per hektar. Jika kita menggunakan pupuk kompos, jumlah kompos yang disarankan sebanyak 2 kg per meter persegi. Pada pemberian pupuk organik bertujuan untuk menggemburkan lahan serta mempertinggi aktifitas mikroorganisme di dalam tanah. Setelah tanah dicampurkan dengan pupuk kandang / kompos, diamkan selama 2 hari, lalu haluskan kembali tanah dengan pencangkulan.
Setelah lahan siap, pindahkan bibit selada keriting dari tempat penyemaiannya. Dalam memindahkan tanaman, sebaiknya angkat dengan tanah yang menyangga zona perakaran tanaman tersebut. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal / dilubangi dengan tangan saja. Besar & dalam lubang tanam disesuaikan dengan perakaran bibit selada keriting yang akan dipindahkan. Atur jarak tanam sebesar 10 x 15 cm.

Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik


Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik
Budidaya Selada Keriting

Perawatan budidaya selada keriting


Perawatan yang dilakukan di dalam budidaya selada kriting diantaranya penyiraman, pemupukan serta penyiangan. Penyiraman dilakukan sesuai dengan cuaca yang ada. Jika tak ada hujan lakukan 2 kali penyiraman dalam satu hari setiap pagi & sore. Penyiraman dapat dilakukan pada siang hari namun dengan intensitas air yang cukup banyak untuk menghindari layu mendadak.

Setelah bibit yang ditanam telah berumur 2 minggu, apabila tanaman kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar, berikanlah tambahan pupuk kandang sebanyak 2 ton per hektar. Pupuk kandang yang dipakai hendaknya yang mengandung unsur nitrogen tinggi seperti kotoran ayam. Pada umur tanaman mencapai 20 hari semenjak semprotkan pupuk cair organik dengan dosis 3 liter per hektar.

Meski siklus panennya cepat, penyiangan tetap diperlukan karena tanaman selada kriting ini mempunyai akar yang dangkal sehingga daya saingnya sangat rendah dibandingkan tanaman pengganggu. Untuk itu perlu ada penyiangan yang teratur dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Dalam budidaya selada keriting biasanya dibutuhkan minimal satu kali penyiangan gulma selama masa budidayanya.

Cara penyiangan gulma sedikit berbeda pada musim kemarau & penghujan. Pada musim kemarau gulma dicabut / dipotong, lalu dibiarkan di permukaan tanah. Gunanya sebagai tambahan pupuk hijau & membentuk mulsa untuk mengurangi penguapan. Sehingga air untuk penyiraman dapat dihemat. Pada musim hujan, gulma mesti dicabut dan bedengan harus bersih dari hijauan. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumbuhnya jamur dan penyakit di sekitar tanaman selada akibat kelembaban yang tinggi.

Pengendalian hama & penyakit Pada Selada Keriting


Hama dan penyakit yang biasa menyerang budidaya selada keriting ini adalah sebagai berikut:


  1. Jangel (Bradybaena similaris ferussac) - bentuknya seperti siput berukuran 2 cm. Hama ini menyerang tanaman di segala usia. Biasa bersembunyi di pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini membuat daun menjadi berlubang.
  2. Tangek (Parmalion pupilaris humb) - bentuknya mirip dengan jangel tapi tidak memiliki siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada daun. Hama ini lebih banyak menyerang pada musim kemarau dibandingkan musim hujan.
  3. Busuk lunak (soft rot) - penyebabnya adalah bakteri Erwinia Carotovora. Penyakit ini menyerang bagian daun tanaman. Serangan dimulai dari tepi daun, warna daun menjadi coklat lalu layu. Selain dapat menyerang tanaman yang masih ditanam, penyakit ini juga dapat menyerang selada yang siap diangkut ke pasar.
  4. Busuk pangkal daun - penyebabnya adalah Felicularia Filamentosa. Penyakit ini menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang masa panen.


Di dalam budidaya selada keriting organik, tak diperbolehkan menyemprot hama & penyakit dengan pestisida sintetis. Pengendalian hama & penyakit dilakukan dengan memperhatikan pemupukan, kebersihan kebun, rotasi tanaman dan jika terpaksa lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati.

Penyiraman teratur & pemupukan yang tepat terbukti efektif mengendalikan hama. Tapi, pengendalian hama yang paling efektif adalah dengan melakukan budidaya tanaman sehat, mengatur kebersihan lingkungan seperti menjaga irigasi & drainase serta menjamin kecukupan nustrisi bagi tanaman terutama untuk kekebalan tubuh tanaman itu sendiri seperti unsur kalium. Unsur kalium dapat diperoleh dengan menambahkan bahan-bahan daun bambu ketika pembuatan kompos.


Panen budidaya selada keriting


Budidaya selada keriting dapat dipanen 20 sampai 30 hari setelah bibit ditanam. Jadi, jika dihitung mulai dari penyemaian sampai panen, kira-kira dibutuhkan 40 sampai 60 hari. Produktiivitas tanaman selada keriting dapat mencapai 15 sampai 20 ton per hektar.

Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman sampai keakar-akarnya. Setelah dipanen, bagian akar selada kriting ini dicuci dan daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan daun selada keriting berdasar ukuran. Pengerjaan paska panen harus dilakukan dengan cepat & segera karena tanaman selada keriting tak tahan panas / penguapan. Apabila pengangkutan ke pasar ada jeda waktu yang lama, simpanlah sayuran ini di tempat yang lembab dekat dengan air / secara rutin diciprati air.

Demikianlah pembahasan mengenai Budidaya Selada Keriting Dengan Cara Organik semoga dengan adanya ulasan tersebut bisa berguna dan bermanfaat bagi kamu semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar